Malaikat Berebut Untuk Mengangkat Bacaan Dzikir Pendek Ini
Bersama Pemateri :
Ustadz Syafiq Riza Basalamah
Malaikat Berebut Untuk Mengangkat Bacaan Dzikir Pendek Ini adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Al-Adabul Mufrad. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. pada Senin, 17 Shafar 1442 H / 05 Oktober 2020 M.
Kajian sebelumnya: Doa Meminta Kematian
Ceramah Agama Islam Tentang Malaikat Berebut Untuk Mengangkat Bacaan Dzikir Pendek Ini
Hadits 691
Al-Imam Bukhari mengatakan, Musaddad dan Khalifah menceritakan kepada kami, kedua guru itu berkata: telah mengajarkan kepada kami Bisyr bin Al-Mufadhdhal, dia berkata: telah mengajarkan ekpada kami Al-Jurairi dari Abul Warad, dari Abu Muhammad Al-Hadhrami, dari Abu Ayyub Al-Anshari, ia berkata: “Ada seorang yang berkata di sisi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
الْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ
Disebutkan bahwa kejadian itu pada waktu shalat maghrib. Ada sahabat yang bernama Rifa’ah bin Rafi’ Az-Zuraqi, salah satu sahabat yang ikut hadir pada perang bersama Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam. Ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengangkat kepalanya i’tidal dari ruku’ dan beliau mengatakan “Sami’allahu liman hamidah (Allah mendendengar orang yang memujiNya)” ketika itu Rifa’ah mengatakan:
الْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ
“Segala puji bagi Allah yang banyak, yang baik dan mengandung keberkahan di dalamnya.”
Setelah selesai shalat, Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam mengatakan: “Siapa yang tadi membaca dzikir tadi?”
Semua sahabat diam. Para ulama menyimpulkan dari hadits ini bolehnya seseorang membaca dzikir dengan keras ketika shalat. Asalkan tidak mengganggu orang lain. Karena sahabat ini membaca dzikir dia dengan suara lantang sampai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang menjadi imam mendengarnya. Ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya siapa yang membaca, tidak ada yang menjawab. Bisa jadi yang lainnya sedang konsentrasi beribadah sehingga memang tidak peduli dengan ucapan orang yang berucap sesuatu atau Rifa’ah berada di belakang shaf belakang sehingga yang lainnya tidak tahu siapa yang mengatakan itu.
Rifa’ah takut dia telah melakukan sesuatu yang terlarang, maka dia diam. Karena dia spontanitas mengatakan itu, dia takut membuat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terganggu dengan ucapan dia. Nabi berkata lagi: “Siapa orangnya?”
Karena tidak ada yang menjawab, Nabi menjelaskan. Di sini Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berusaha untuk memberikan udzur (alasan) kepada sahabat yang tidak menjawab, padahal wajib seharusnya kalau ditanya atau dipanggil untuk menjawab perintah Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam. Tapi karena Rifa’ah takut, maka dia akhirnya tidak menjawab. Lalu Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam mengatakan:
فَلَمْ يَقُلْ إِلاَّ صَوَابًا
“Maka sesungguhnya dia tidak berkata kecuali kebenaran.”
Lalu ketika mendengar itu, baru Rifa’ah mengaku, dia mengatakan:
أَنَا، أَرْجُو بِهَا الْخَيْ
“Aku Wahai Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Aku berharap kebaikan dengan ucapanku itu.”
Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، رَأَيْتُ ثَلاَثَةَ عَشَرَ مَلَكًا يَبْتَدِرُونَ أَيُّهُمْ يَرْفَعُهَا إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ.
“Demi Allah yang jiwaku berada di tanganNya, aku melihat 13 malaikat (dalam riwayat yang lebih shahih dikatakan 30 lebih malaikat) mereka bersegera untuk mengambil kalimat tersebut mau diangkat kepada Allah ‘Azza wa Jalla.”
Bayangkan, malaikat berebut mengangkat dzikir ini. Ada orang yang berbicara dengan pembicaraan yang mungkin dia tidak terlalu memikirkan ucapannya, tapi ternyata ucapan itu mengandung keridhaan Allah ‘Azza wa Jalla, maka Allah akan mengangkat derajat orang tersebut. Namun ada manusia yang ucapannya mengandung kemurkaan Allah tapi dia tidak peduli.
Kita berada dimasa manusia bebas menulis, bebas berucap, bebas berbicara kemudian dia viralkan. Kalau sebelumnya berkaitan dengan mushala yang terkena dampak vandalisme dari seorang yang mengaku muslim berumur 18 tahun, beberapa hari ini ada lagi orang yang menjelek-jelekan masjid. Ada orang yang berkata dengan sebuah ucapan, padahal:
مِن سَخَطِ اللَّهِ، لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا، يَهْوِي بِهَا فِي النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا
“Ucapan itu mengandung kemurkaan Allah, dia tidak peduli dengan ucapannya, gara-gara ucapan satu kalimat dia itu dia akan terjun bebas di neraka jahanam selama 70 tahun.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjelaskan kepada para sahabat bahwa belasan atau tiga puluh lebih malaikat berlomba-lomba segera untuk mengangkat amalan itu kepada Allah ‘Azza wa Jalla karena mereka tahu bobot dari dzikir ini.
Dari sini kita dapat melihat bahwasanya dzikir yang mengandung makna yang luas, maka lebih mulia. Kita masih ingat bahagimana Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melihat Juwairiyah (istri Nabi) sebelum Nabi berangkat ke masjid dia sudah duduk berdzikir. Nabi pulang dari masjid diwaktu dhuha melihat Juwairiyah masih berdzikir. Lalu Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam mengatakan:
لَقَدْ قُلْتُ بَعْدَكِ أرْبَعَ كَلِمَاتٍ ثَلاثَ مَرَّاتٍ
“Setelah pergi meninggalkan rumah ini aku telah mengatakan empat kalimat yang diulang tiga kali:
سُبْحَانَ الله وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ ، وَرِضَا نَفْسِهِ ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ ، وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
Pujian ini kalau dibaca tiga kali, kalau ditimbang dengan amalan Juwairiyah berdzikir dari sebelum Nabi berangkat sampai Nabi pulang, pasti lebih baik dzikir Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam.
Maka dzikir ini adalah yang benar-benar perlu kita hafal. Memuji Allah ‘Azza wa Jalla dengan segala kenikmatan yang Allah berikan. Malaikat berebut untuk mengangkatnya.
Bagaimana penjelasan selanjutnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.
Download MP3 Kajian Malaikat Berebut Untuk Mengangkat Bacaan Dzikir Pendek Ini
Podcast: Play in new window | Download
Download mp3 yang lain tentang Al-Adabul Mufrad.
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49162-malaikat-berebut-untuk-mengangkat-bacaan-dzikir-pendek-ini/